Text

Rabu, 20 April 2011

1991...


Sahabatku...
Aku melebur dalam semua gerak langkahmu,bukan karena takut kehilangan ...namun semua berjalan seperti air yang menemukan celah . Pengorbananmu dalam menuntun nurani yang labil sungguh teramat berarti , meski ada yang lebih berhak bahkan masih punya yang berkewajiban.Entah ,lain kalau kau yang mengarahkan...seperti '' Kakak''...namun kau sahabatku.

Sahabatku...
Kita pernah bertanya,kenapa bisa ...hehe ,kitapun akan menggeleng ,kita kenal hanya dari kawan tapi sungguh kita benar-benar saling membutuhkan,hanya bersahabat,tiada yang lain bahkan beribu maksud,sekedar berbagi , bersama ,mengingatkan...tanpa niat menyakiti,meminta ,bahkan memiliki.

Sahabatku...
Baru kemaren rasnya berempat kita rasakan bulan purnama....masih terngiang ditelinga sampai merasuk perih direlung hati,tentang kejamnya ibu kota yg harus aku hadapi.Belum sempat kujalani kau telah berpulang...
Bak cambuk karna ku kehilanganmu,pecah tangis dalam sesak karena tiada lagi ,susah kudapat hal sepertimu ,maaf ku tak sanggup menghantarmu masih ada yang berhak penuh duka. Ijinkan do'a seorang sahabat ,insya allah hatiku tulus .Dan aku tetap mengingat segala kenangan ,nasehat ,dan banyak pengorbananmu....

Selamat jalan sahabat.....selamat tidur lelapmu.
Selamat tinggal sahabat....sambutlah segarnya surgamu...

Jumat, 01 April 2011

Ratapan Sahabat

Syair buat maya 


Ketika malamku berubah fajar
Berlari menghantar disela-sela awan putih bertebar bintang
Sekuntum menjadi lautan
Dan melati menjadi berwarna

Bahkan tidak jadi alasan
Ketika usur merambati waktu
Pasungan tak mampu mengikat
Marah tak bisa merasuk

Apa yang menjadi penyebab
Ketika ribuan serangan menggetarkan
Mengapa tak teradili
Saat salah menjadi kebenaran

Hanya beban ...
Yang menghantam dindingnya
Salju meleleh...
Mengaliri rasa yang gemericik

Ketika malam menjadi fajar
Arahan tak bisa dibenarkan
Disalahkan tak jua mungkin
Angin semilir meregang waktu
Membawa kata yang makin membisu